Publikasi
Kegemaran yang menghasilkan

Ditulis tanggal 1 Okt 2019 11:06:25


Frater M. Sarto, BHK, Frater M. Chritoforus, BHK, dan Frater M. Walterus.................
 
Siapa yang tak kenal frater-frater diatas...
Semua berawal dari kegemaran yang akhirnya menghasilkan sebuah karya berbentuk buku...berikut sinopsis dari hasil karya itu:
 
1. MENJADI MANUSIA YANG MAU TAHU
 
 
Kehidupan zaman ini dipenuhi aneka isu. Beragam isu itu mengalir deras sejurus dengan perkembangan zaman yang kian tak terbendung. Terhadap isu-isu itu, ada orang yang melihatnya sambil lalu, membiarkan berlalu begitu saja. Ada pula orang yang tergerak akal sehatnya untuk mempelajari, mencermati, mempertanyakan, menganalisis, atau mengkritisinya. Orang seperti ini adalah ciri khas seorang pemikir.
 
Frater M. Chritoforus, BHK termasuk dalam tipikal orang dalam kelompok ini. Kegemarannya dalam dunia membaca dan menulis (literasi) membuat dia begitu peka terhadap situasi yang terjadi di sekitarnya, baik dalam lingkungan biara, sekolah, masyarakat, maupun dalam ruang lingkup yang lebih besar, negara. Frater Chris tidak mudah menerima begitu saja, hal-hal yang menjadi isu bersama. Ia akan menarik diri menuju ruang hening, lalu mengolah isu yang sedang berkembang itu. Dalam ruang refleksinya, ia mencermatinya secara saksama, lalu dalam terang pemikiran jernih, ia mengkritisinya.
 
Tujuh belas tulisan yang dimuat dalam buku ini menjadi buktinya. Buah-buah pemikiran kritisnya tersusun apik dalam baris-baris kalimat dengan diksi-diksi puitis yang menjadi kekhasan tulisannya. Melalui buku ini, Frater Chris mengajak pembaca agar selalu mempertanyakan apa esensi dari sebuah masalah (isu). Muara dari ajakan ini sebetulnya pada tujuan utama keberadaan buku ini, penulis ingin mengarahkan kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang mau tahu.
 
2. TUHAN DI LAMPU MERAH
 
 
Berangkat dari pengalamannya sebagai pembelajar menulis selama ini, Frater M. Walterus, BHK, penulis buku ini menempatkan dirinya bagaikan seorang pemungut sampah. Ada beragam “sesampah” ide yang ia jumpai setiap hari dan bertebaran di mana-mana. Di ruang doa, kamar makan, tempat kerja, kamar tidur, toilet, buku-buku, koran, dan majalah, media sosial, dan obrolan dunia maya. Juga dalam relasi-relasi dan perjumpaan-perjumpaan nyata. Ia memilah, memilih, dan mengumpulkan “botol-botol“ gagasan itu. “Sampah-sampah” inspirasi itu diraciknya dengan ramuan refleksi dan pemaknaan sederhana menurut olahan nuraninya, lalu ia tuangkan dalam tulisan.
 
Inspirasi adalah hadiah yang diberikan oleh Yang Mahakuasa. Sebagaimana biasanya, sampah yang dikumpulkan adalah sampah pilihan yang bisa menghasilkan uang, demikian pula inspirasi. Penulis mengumpulkan inspirasi-inspirasi pemberian Tuhan itu. Ia memungut yang lebih menarik, menggugah, dan “menendang”. Inspirasi-inspirasi terbaik itu kemudian menjelma dalam tulisan-tulisan fiksional, 100 Cerpen Tiga Paragraf (pentigraf) dan dimuat dalam buku ini.
 
Dengan demikian, pundi-pundi inspirasi pemberian itu tidak berlalu begitu saja. Mereka tidak melesap dengan percuma. Pada baris-baris pentigraf yang dihimpun dalam buku ini, penulis mengabadikan mereka. Dalam hal ini, ia boleh berpendapat bahwa menulis baginya adalah pekerjaan mengabadikan inspirasi. Karena itu pula, Frater Walter memiliki dasar argumen untuk menamakan dirinya sebagai Lelaki Pemungut Inspirasi.
 
 
3. BERMUSIK DALAM HIDUP
 
 
 
Frater M. Sarto, BHK, di mata konfrater, mantan murid, dan mantan rekan kerjanya, dikenal sebagai seorang pribadi yang luar biasa. Mereka menuliskan kenang-kenangan indah dan kesan mereka tentang Frater Sarto dan menyebutnya sebagai: tokoh pendidikan, pemimpin yang visioner, figur yang berwibawa, guru yang sangat disiplin, musikus yang andal, sosok religius yang sederhana, biarawan motivator, pendidik yang murah senyum, dan mutiara yang selalu ceria.
 
Buku ini adalah himpunan berbagai narasi tentang perjalanan hidupnya sebagai seorang Frater Bunda Hati Kudus, kiprahnya sebagai seorang pemimpin dalam internal kongregasi, dan pengabdiannya sebagai seorang pendidik yang berjiwa musik. Tulisan-tulisan yang termaktub dalam buku ini merupakan melodi cinta dan tanda kasih yang dipersembahkan khusus kepada seorang guru dan pemimpin, rekan pejuang pendidikan, dan sejawat pengabdi di jalan panggilan Allah.
 
Buku yang ditulis oleh konfrater dan orang-orang terdekatnya, dalam rangka merayakan 60 tahun hidup membiara Frater Sarto ini, berisi kumpulan kekayaan hidup yang telah dihayatinya melalui cara hidup dan karya pengabdiannya. Membaca buku ini, membawa kita dalam lautan inspirasi yang menyuburkan semangat kita, baik sebagai seorang religius dan pendidik, maupun sebagai pemimpin dan pengabdi.